my ubay

Friday, February 3, 2012

MEKANISME KEHILANGAN PANAS BAYI BARU LAHIR

BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut :

1. Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juag terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

2. Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh :
- Menimbang bayi tanpa alas timbangan
- Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
- Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL

3. Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. 
Contoh :
- Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
- Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin

4. Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dinginn (Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda)
Contoh :
- BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC
- BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang

 

  • Mencegah Kehilangan Panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :

1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk atau kain yang kering. Biarkan bayi di atas perrut ibu.

2. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan dan usahakan ke dua bahu bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting payudara ibu.

3. Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi
Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.

4. Jangan segera memandikan bayi baru lahir
Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak kurang dari 6 jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat  menyebabkan hipotermi yang sangat membahayakan kesehatan BBL

5. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya BBL ditempat tidur yang sama dengan ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi tetap hangat, mendorong ibu agar segera menyusui bayinya dan mencegah paparan infeksi pada bayi

disadur dari diktat "Asuhan Kebidanan Ibu Melahirkan", oleh Bid. Hj. Sunar Jaiz, AMKeb, SKM. STIKES BINA GENERASI 2010-2011

Thursday, February 2, 2012

PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Catat seluruh hasil pemeriksaan. Lakukan rujukan jika di temukan abnormalitas.

1) ANAMNESIS
- tanyakan pada ibu dan keluarga :
a. Keluhan tentang bayinya
b. Masalah kesehatan pada ibu yang mungkin berdampak pada bayi
c. Cara, waktu, tempat bersalin dan tindakan yang diberikan kepada bayi jika ada
d. Warna air ketuban
e. Riwayat BAK, BAB
f. Frekuensi bayi menyusui dan kemampuan mengisap

2)PEMERIKSAAN FISIK


NO
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Normal
1.
Lihat postur, tonus dan aktivitas
·         Posisi tungkai dan lengan fleksi
·         Bayi sehat akan bergerak aktif
2.
Lihat kulit
·         Wajah, bibir, selaput lendir, dada harus berwarn amerah muda, tanpa ada kemerahan atau bisul
3.
Hitung pernafasan dan lihat tarikan dinding dada bawah ketika bayi tidak sedang menangis
·         Frekuensi nafas normal 40-60 kali permenit
·         Tidak ada tarikan dinding dada yang dalam
4.
Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop di dada kiri setinggi apeks kordis
·         Normal : 120-160 kali per menit
5.
Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer
·         Suhu normal adalah 36,5⁰C-37,5⁰C
6.
Lihat dan raba bagian kepala
·         Bentuk kepala terkadang asimetris karena penyesuaian pada saat proses persalinan, umumnya hilang dalam 24 jam
·         Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol,  dapat sedikit membonjol saat bayi menangis
7.
Lihat mata
·         Tidak ada kotoran atau secret
8.
Lihat bagian dalam mulut. Masukkan 1 jari yang menggunakan sarung tangan ke dalam mulut raba langit-langit
·         Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada bagian yang terbelah
·         Nilai kekuatan isap bayi. Bayi akan mengisap kuat jari pemeriksa
9.
Lihat dan raba perut
Lihat tali pusat
·         Perut bayi datar, teraba lemas
·         Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau yang tidak enak pada tali pusat atau kemerahan di sekitar tali pusat
10.
Lihat punggung dan raba tulang belakang
·         Kulit terlihat utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang belakang
11.
Lihat lubang anus
-          Hindari memasukkan alat atau jari dalam memeriksa anus
-          Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah BAB
·         Terlihat lubang anus dan periksa pakah mekonium sudah keluar
·         Biasanya mekonium keluar 24 jam setelah kelahiran
12.
Lihat dan raba alat kelamin luar
Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah BAK
·         Bayi perempuan kadang terlihat cairan vagina berwarna putih atau kemerahan
·         Bayi laki-laki terdapat lubang uretra pada ujung penis, teraba testis di skrotum
·         Pastikan bayi sudah BAK dalam 24 jam setelah lahir
13.
Timbang bayi dengan menggunakan selimut, hasil dikurangi berat selimut
·         Berat lahir 2,5-4 kg
·         Dalam minggu pertama, BB bayi mungkin turun dahulu baru kemudian naik kembali
14.
Mengukur panjang dan lingkar kepala bayi
·         Panjang lahir normal : 48-52 cm
·         Lingkar kepala normal : 33-37 cm
15.
Menilai cara menyusui, minta ibu untuk menyusui bayinya
·         Kepala dan badan dalam garis lurus, wajah bayi menghadap payudara, ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya
·         Bibir bawah melengkung keluar, sebagian besar aerola berada dalam mulut bayi
·         Menghisap dalam dan pelan kadang disertai berhenti sesaat

disadur dari diktat "Asuhan Kebidanan Ibu Melahirkan", oleh Bid. Hj. Sunar Jaiz, AMKeb, SKM. STIKES BINA GENERASI 2010-2011

Wednesday, February 1, 2012

FAKTOR RESIKO PADA KEHAMILAN

Beberapa wanita memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami masalah dalam kehamilan dibandingkan wanita hamil lainnya. Beberapa faktor resiko tergolong pada jenis yang lebih berat dibanding yang lain. Perlu diingat tidak semua faktor resiko akan selalu menyebabkan masalah persalinan.

1. FAKTOR RESIKO SEDANG
- Usia kurang dari 16 th dan lebih dari 35 th
- 2x / lebih peristiwa abortus
-Persalinan aterm lebih dari 5x
-Presentasi abnormal
-Anemia (Hgb <10, Hct < 30%)
- Penyakit paru kronis-TBC
-Perokok
-Gangguan endokrin
-Penyakit jantung kelas I / II
-Infertility
-Bayi besar>4kg
-Kehamilan kembar aterm
-Kenaikan BB yang tak memadai
-Kehamilan lewat waktu
-Persalinan preterm (34-37mg)
-Riwayat perdarahan
-Riwayat preeklamsi-eklamsi
-Riwayat BBLR
-Bakteriuria asimptomatik dan Pielonefritis
-Rhesus negatif
-Panggul sempit
-Riwayat tromboflebitis
-Cacat rahim
-Penyakit kelamin

2. FAKTOR RESIKO BERAT
- Usia > 40 th
- Perdarahan trimester II dan III
- Diabetes
- Penyakit ginjal kronis
- Kelainan kongenital
- Pertumbuhan janin terhambat
- Penyakit jantung kelas III dan IV
- Hemoglobinophaty
- Herpes
- Hipertensi
- Inkompentensia serviks
- Isoimmunization (Rh)
- Kehamilan kembar preterm
- Abortus spontan > 2x
- Polihidramnion
- KPD
- Persalinan preterm <34mg
- Riwayat kematian perinatal
- Riwayat neonatus dengan kelainan neurologi
- Preeklamsia berat
-Penyandang masalah sosial
- Penyalahgunaan obat

disadur dari diktat mata kuliah " Askeb II Persalinan " oleh Bid. Martini, S.ST, STIKES BIGES 2010-2011