BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Orangtua merupakan seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam mempersiapkan seorang anak yang berkualitas. Menjadi orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan banyak pengalaman dan juga harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam mengasuh anak yang telah diberikan oleh sang Maha Pencipta, agar kualitas hidup dan masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang tua, para calon orangtua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing dalam menerima kehadiran sang buah hati ke dunia.
Reaksi orangtua dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain. Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negative
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui respon orang tua terhadap bayi baru lahir
2. Tujuan khusus yaitu:
a. Untuk mengetahui bounding Attachment
b. Untuk mengetahui ikatan awal bayi dan orang tua
c. Untuk mengetahui respon ayah dan keluarga
d. Untuk mengetahui respon ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh
e. Untuk mengetahui sibling rivalry
C. MANFAAT PENULISAN
a. Manfaat teoritis
1. Sebagai pengembangan bahan masukan atau pengkajian baru khususnya ilmu kebidanan.
b. Manfaat praktis
1. Bagi institusi
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa akademi kebidanan Stikes Bina Generasi Polewali Mandar
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dengan topik respon orang tua terhadap bayi baru lahir
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. BOUNDING ATTACHMENT
Bounding attachment adalah sentuhan awal /kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit –menit pertama sampai beberapa jam sejak kelahiran bayi .dalam hal ini ,kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kemban anak menjadi optimal .pada proses ini ,terjadi pengggabungan berdasarkan cinta dan penerima yang tulus dari orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya.kebutuhan untuk menyentuh dan di sentuh adalah kunci dari isting primate .bayi mempelajari linkugan denagan membedakan sentuhan dan pengalaman antara benda yang lembut dan yang keras, sama halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin.
1. Metode Kangguru
Dr. H. Dachrul Aldy, SpA(K) dalam makalahnya menjelaskan bahwa Metode Kanguru (Kangoroo Mother Care/KMC) adalah kontak langsung antara kulit ibu, dan bayi prematur/BBLR (skin to skin contact) yang dilakukan sejak dini dan berkelanjutan baik selama masih di rumah sakit maupun di rumah, disertai pemberian ASI eksklusif dan pemantauan terhadap tumbuh kembang bayi.
Tujuannya kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi dapat menurunkan hilangnya panas melalui konduksi dan radiasi serta bertujuan untuk mempertahankan neutral thermal environment/NTE, yaitu kisaran suhu lingkungan sehingga bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya tetap normal dengan metabolisme basal minimum dan kebutuhan oksigen terkecil. Metoda ini dapat juga dilakukan untuk bayi sehat. Sehingga dengan kontak langsung kulit ibu bayi ini kebutuhan dasar dari bayi berupa kehangatan, ASI, kasih sayang dan perlindungan bisa dipenuhi.
B. Respon Ayah dan Keluarga
1. Peran ayah saat ini
Tema umum pada sebagian besar model perkembangan bayi adalah kurangnya perhatian mengenai peran para ayah (Biller, 1993; Marsiglio, 1995). Bukti yang tak dapat dihindari adalah bahwa faktor-faktor yang membuat para ibu menjadi penting bagi anak-anak mereka juga merupakan faktor-faktor yang membuat para ayah menjadi penting (Lamb dan Lamb, 1976)
Penenlitian tentang peran pria tetap kurang berkembang dan berakar dalam nilai-nilai budaya dan stereotype, yang mempertahankan pria untuk tetap berada dalam peran mencari nafkah (Hawkins, et al. 1995)
Nama calon ibu adalah “ibu hamil “ namun tidak ada nama yang sesuai diberikan untuk seoang calon ayah. Calon ayah di gambarkan sebagai seseorang yang menunjukkan perhatian pada kesejahteraan emosional, serta fisik janin dan ibunya. Ia tidak hanya mempunyai tanggung jawab sebagai orang tua terhadap anak ,tetapi dalam kasus yang pertama kali menjadi ayah ,pria menjalani sebuah transisi peran
Transisi menjadi orang tua merupakan hal yang menimbulkan stres dan pria membutuhkan banyak dukungan sebagai mana wanita. Transisi di gambarkan sebangai “suatu periode krisis identitas yang melibatkan terjadinya serangkaian perubahan kehilangan dan ansietas yang berhubungan dengan dunia esternal dan internal seseorang “ Bagian-bagian sebelumnya menyebutkan ketidaksetaraan gender dan berfokus pada kaum wanita dalam menjadi orang tua. Harus diingatkan bahwa seperti yang dikatakan Raphael-Leff (1991) pria mempunyai kebutuhan pribadi yang unik selama dan sesudah masa transisi mengenai penampilannya dalam menjadi orang tua. Menurut Barbour (1990) para ayah harus membuat kemajuan yang sungguh-sungguh dalam memperkuat posisi mereka pada saat kelahiran, para ayah kini perlu membuat kemajuan tersebut di periode antenatal dan pascanatal jika keluarga yang baru akan diperkuat secara sukses.
2. Respon ayah terhadap bayi dan persiapan mengasuh
Hubungan antara ayah dan bayi sama dengan hubungan ibu dan bayi, dengan hubungan ini maka seorang bayi dapat memperoleh asuhan yang kompeten dan penuh kasih saying dari kedua orang tuanya. Lamb, et all (1987) menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua mempunyai 3 komponen. Dua hal pertama adalah membina keterikatan atau meluangkan waktu dalam interaksi satu per satu dengan anak dan mudah ditemui jika orang tua terlibat dalam suatu tugas, ia akan merespon jika anak perlu. Komponen yang ketiga adalah tanggung jawab yang harus memperhitungkan kesejahteraan anak dan perawatan anak dari hari ke hari
Bidan yang masuk dalam situasi menyenangkan akan menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan, sebaliknya jika bidan masuk dalam situasi yang tidak menyenangkan maka ia harus menfasilitasi ibu ,ayah ,dan keluarga untuk memecahkan permsalahan yang sedang terjadi
3. Ikatan awal bayi dan orang tua
Ikatan awal di jadikan sebagaimana perilaku orang tua terhadap kehamilan bayinya pada masa-masa awal .perilaku ini sangat di pegaruhi oleh faktor itanternal dan estrnal .yang termasuk Dalam factor internal dan esternal .yang termasuk dalam factor internal ,antara lain bagaimana ia di rawat oleh orang tuanya ,bawaan genetikanya ,internalisasi praktik cultural ,adat istiadat dan nilai,hubungan anatarpasangan keluarga’ orang lain ,pengalaman kelahiran dan ikatan sebelumnya ,bagaimana ia memfantasikan sebagai orang tua ,dan lain –lain ,seedangkan faktor esternal meliputi perawatan dan di terima saat ke hamilan ,persalinan ,dan pasca portum ,siklus penoling persalinan ,responsivitas bayi ,keadaan bayi baru lahir ,dan apakah bayi dipisahkan ,responsivitas bayi ,keadaan bayibaru lahir ,dan apakah bayi di pisahkan dalam 1-2 jam pertama selama kelahiran
Gambaran mengenai bagaimana bentuk ikatan awal antara dan bayi dapat kita cermati melalui beberapa aktivitas ibu dan bayi antara lain :
a. Sentuhan
Sentuhanatau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982). Bayi baru lahir dapat memusatkan perhatian kepada satu objek pada saat 1 jam setelah kelahiran dengan jarak 20-25 cm dan dapat memetuskan perhatian ke padangan sebaik orang dewasa pada usia kira-kira 4 bulan
c. Bau badan (odor)
Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
d. Kehangatan tubuh
Jika tidak ada komplikasi yang serius,seorang ibu dapat langsung meletakan bayinya di atas perutnya ,setelah tahap dua dari proses kelahirannya .kontak yang segera ini memberikan banyak mamfaat ,baik bagi ibu maupun bayinya .bayi akan tetap banyak jika selalu bersenkutan dengan kulit ibunya.
e. Suara (voice)
Respon antara ibu dan bayi dapat berupa suara masing –masing .Ibu akan menantikan tangisan pertama bayinya .Dari tangisan tersebut ,ibu menjadi tenang karena merasakan bayinya baik –baik saja (hidup).Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim ,jadi tidak mengherankan jika iya dapat mendegarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir , meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotic dari rahim yang melekat pada telinga. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa bayi-bayi baru lahir bukan hanya mendengar secara pasif , melainkan mendengar dengan sengaja dan mereka tampaknya lebih dapat menyesuaikan diri dengan suara-suara tertentu dari pada yang lain, misalnya suara detak jantung ibunya.
C. Sibling Rivalry
Sibling rivalry adalah rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran adiknya. Biasanya,hal tersebut terjadi pada anak dengan usia toddler ( pada anak 2-3 tahun ) yang juga dikenal dengan usiaerlaku nakal pada anak. Anak mendemostrasikan sibling ricalry nya dengan berperilaku temperalmetal , misalnya menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik perhatian orang tuanya, atau dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya.
Hal ini dapat dicegah dengan selalu melibatkan anak dalam menpersiapkan kelahiran adiknya. Orang tua mengupayakan untuk memperkenalkan calon saudara kandungnya sejak masih dalam kandungan dengan dengan menunjukkan gambar -gambar bayi yang masih dalam mengimajinasikan keadaan calon saudara kandung.
Untuk mengatasi hal ini ,orang tua harus selalu memperhatikan komunikasi yang baik dengan anak tampa menguragi kontak fisik dengan anak .libatkan juga keluarga yang lain untuk selalu berkomunikasi dengannya untuk mencegah munculnya perasaan”sendiri “ pada anak .
Sikap pada anak pertama usia pra sekolah biasanya beruba setelah kelahiran anak ke dua .dari penelitian yang sudah di lakukan ternyata sikap ibu terhadap anak tertua pada tahun-tahun berikutnya beruba ,sedangkan terhadapanak berikutnya tidak di liputi perasaan kekhawatiran dan kehagatan .bila anak tersebut bukan anak pertama maka ibu akan member lebih banyak kebebasan setelah kelahiran anak bertkutnya .
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bounding attachment adalah sentuhan awal /kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit –menit pertama sampai beberapa jam sejak kelahiran bayi .dalam hal ini ,kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kemban anak menjadi optimal
Masa transisi mengkaji keluarga dan menemukan bahwa orang tua berfokus pada penyediaan lingkungan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pengasuhan anak-anak. Mengingat bahwa komitmen yang diberikan seumur hidup memiliki makna bagi para orang tua, adaptasi diri yang sukses sejak dini terhadap peran menjadi orang tua ini merupakan hal yang sangat penting.
Disamping peran ibu yang sangat penting dalam keluarga, peran ayah pun juga penting dalam mengasuh dan merawat bayi. Sebaiknya ayah dan ibu dalam membina keluarga saling mendukung karena faktor saling dukung merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam membina keluarga. Melibatkan kehadiran ayah dalam mengasuh anak tidak kalah pentingnya dengan kehadiran ibu
Bidan dapat membantu memberi dukungan dan persiapan untuk menjadikan suami dan istri menjadi “ayah” dan “ibu”.
Sibling rivalry adalah rasa persaingan saudara kandung terhadap kelahiran adiknya. Biasanya,hal tersebut terjadi pada anak dengan usia toddler ( pada anak 2-3 tahun ) yang juga dikenal dengan usiaerlaku nakal pada anak.
B. SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan agar dapat memberi masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun tentang respon orang tua terhadap bayi baru lahir
2. Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan
Diharapkan agar lebih mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan tentang respon orang tua terhadap bayi baru lahir
3. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat dijadikan pedoman dala mebuat sebuah makalah dengan tema atau judul yang sama dengan lebih baik lagi
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Henderson, Christine. “Buku Ajar Konsep Kebidanan”. Jakarta : EGC. 2005
Sulistiawati, Ary. “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas”. Yogyakarta :Andi. 2009
No comments:
Post a Comment