my ubay

Sunday, July 7, 2013

PERDARAHAN ANTEPARTUM


 
A.  Definisi dan Klasifikasi
                  Perdarahan antepartum merupakan perdarahan yang terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan tua.
      Abortus merupakan perdarahan pada kehamilan muda.
HAP (Haemorraghic Ante Partum) biasanya :
3%         dari persalinan
28,3%    kematian perinatal
                Pedarahan antepartum biasanya di batasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan 28 Minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada kehamilan sebelum 28 Minggu. Perdarahan setelah kehamilan 28 Minggu biasanya lebih banyak & lebih berbahaya dari pada sebelum kehamilan 28 Minggu, oleh karena itu memerlukan penanganan berbeda.
Kehamilan < 28 Minggu     Abortus
> 28 Minggu     Perdarahan antepartum

B.     Patofisiologi
           Penyebab perdarahan antepartum :
1.      Kelainan Plasenta
a.      Plasenta Previa


Plasenta previa ialah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus.
Klasifikasi
        Plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir  pada waktu tertentu.

Jenis plasenta previa:
1)      Plasenta previa totalis : seluruh pembukaan jalan lahir tertutup plasenta.
2)      Plasenta previa lateralis/parsialis : sebagian pembukaan jalan lahir  tertutup plasenta.
3)      Plasenta previa marginalis : pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan.
4)      Plasenta letak rendah : plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bawah  uterus, tapi  belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir. Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir.

Frekuensi
Plasenta previa terjadi kira-kira 1 diantara 200 persalinan.
Etiologi
Plasenta previa pada primigravida yang berumur > 35 Th , 10 kali lebih sering dibandingkan dengan primigravida yang berumur < 25 Th.
Gambaran klinik
§  HAP tanpa nyeri & perdarahan tanpa alasan
§  Darah berwarna merah segar
§  Bagian terbawah janin belum masuk PAP
§  Kelainan letak janin

Tanda utama plasenta previa adalah perdarahan tanpa alasan, maka sesegera mungkin pasien datang ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan.
Penentuan letak plasenta previa
o   Penentuan letak plasenta secara langsung .
Perabaan fornises / melalui kanalis servikalis, berbahaya karena dapat menimbulkan perdarahan banyak.
o   Penentuan letak plasenta tidak langsung.
USG adalah cara yang sangat tepat, karena tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi  ibu dan janinnya & tidak menimbulkan rasa nyeri.
o   Diagnosis
Setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa penyebabnya ialah plasenta previa, solusio plasenta dll.
o   Anamnesis
Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 28 Minggu berlangsung tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida. Banyak perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan hematokrit.
o   Pemeriksaan luar
Bagian terbawah janin biasanya belum masuk PAP, apabila presentasi kepala biasanya kepala masih terapung diatas PAP & sukar didorong ke dalam PAP.
o   Pemeriksaan inspekulo
Bertujuan untuk mengetahui apakah  perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum atau dari kelainan serviks & vagina, seperti erosio porsionis uteri, karsinoma porsio uteri, polipus serviks uteri, varises vulva & trauma. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum harus dicurigai plasenta previa.
Penanganan
o   Prinsip dasar penanganan
Setiap ibu dengan perdarahan antepartum harus segera dikirim ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan transfusi darah & operasi.
o   Penanganan pasif
§  Jika perdarahan diperkirakan tidak membahayakan
§  Janin masih premature dan masih hidup
§  Umur kehamilan kurang dari 37 Minggu
§  Tafsiran berat janin belum sampai 2500 gram
§  Tanda persalinan belum mulai dapat dibenarkan untuk menunda persalinan sampai janin dapat hidup di luar kandungan lebih baik.
§  Tidak boleh dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
§  Tangani anemia
§  Untuk menilai banyaknya perdarahan harus lebih didasarkan pada pemeriksaan hemoglobin & hematokrit secara berkala, dari pada memperkirakan banyaknya darah yang hilang pervaginam.

Tujuan  penanganan pasif :  Pada kasus tertentu sangat bermanfaat untuk mengurangi angka kematian neonatus yang tinggi akibat prematuritas. Pada penanganan pasif ini tidak akan berhasil untuk angka kematian perinatal pada kasus plasenta previa sentralis.
o   Penanganan aktif
§  Perdarahan di nilai membahayakan
§  Terjadi pada kehamilan lebih dari 37 Minggu
§  Tafsiran berat janin lebih dari 2500 gram tanda persalinan sudah mulai
§  Pemeriksaan dalam boleh dilakukan di meja operasi.

Terdapat 2  pilihan cara persalinan :
Ø  Persalinan pervaginam
Bertujuan agar bagian terbawah janin menekan plasenta & bagian plasenta yang berdarah selama persalinan berlangsung. Sehingga perdarahan berhenti.
Dilakukan dengan cara :
1.      Pemecahan selaput ketuban karena
-          Bagian terbawah janin menekan plasenta dan bagian plasenta yang berdarah
-          Bagian plasenta yang berdarah dapat bebas mengikuti regangan segmen bawah uterus sehingga pelepasan plasenta dapat dihindari
2.      Pemasangan  Cunam Willett dan versi Braxton Hiks

Ø  Seksio sesarea
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Prognosis
Pada plasenta previa dengan penanggulangan yang baik   maka kematian ibu rendah sekali,tapi jika keadaan janin buruk menyebabkan kematian perinatal prematuritas. 

b.      Solusio Plasenta
Solusio plasenta ialah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir.
Solusio plasenta dibagi dalam 3 macam :
1.      Solusio plasenta totalis : plasenta lepas seluruhnya
2.      Solusio plasenta parsialis : plasenta lepas sebagian
3.      Solusio plasenta ringan / ruptura sinus marginalis : Plasenta lepas pinggirnya (sedikit).
Penyebab solusio placenta belum diketahui.
Faktor predisposisi
1.      Umur ibu tua
2.      Multiparitas
3.      Hipertensi kronis
4.      Pre eklamsi
5.      Trauma
6.      Tali pusat pendek
7.      Tekanan vena cava inferior
8.      Defisiensi asam folik

Manifestasi klinis :
·         Solusio plasenta ringan
Terjadi ruptura sinus marginalis / sebagian kecil plasenta yang lepas, perdarahan sedikit / terjadi bisa pervaginam dan berwarna kehitaman, perut agak sakit atau tegang, bagian janin masih mudah diraba.
·         Solusio plasenta sedang
Terjadi pelepasan plasenta lebih dari 1/4 bagian atau kurang dari 2/3 bagian, sakit perut berlebihan, perdarahan pervaginam, dinding uterus tegang dan nyeri tekan sehingga janin sukar diraba, ibu syok dan gawat janin, kelainan pembekuan darah & ginjal.
·         Solusio plasenta berat
Plasenta lepas lebih dari 2/3 bagian, terjadi tiba-tiba, ibu syok dan janin sudah meninggal, terjadi perdarahan pervaginam, kelainan pembekuan darah & payah ginjal.
Gejala solusio plasenta
§  Jika darah masih sedikit maka tidak selalu terjadi perdarahan pervaginam.
§  Gejala awal :
-          nyeri abdomen
-          uterus tegang
-          nyeri tekan uterus
§  Darah berwarna kehitaman
§  Perdarahan banyak sehingga terjadi syok & janin sudah meninggal

Komplikasi
§  Perharahan  sehingga terjadi syok hipovolemik
§  Kelainan pembekuan darah
§  Oliguria sampai dengan payah ginjal
§  Gawat janin sampai menyebabkan kematian janin

Penanganan

      • ANC

-          Harus waspada jika ada factor presdiposisi maka harus ditangani dengan segera
-          Kelainan letak janin
-          Bagian bawah janin belum masuk PAP maka harus dicurigai terjadi plasenta previa sehingga segera di lakukan pemeriksaan dengan USG
-          Tangani anemia
-          Pemeriksaan golongan darah ibu & calon donor
-          ANC & persalinan harus dilaksanakan di Rumah sakit

      • Pertolongan pertama

-          Pada  setiap perdarahan lebih dari normal sebelum persalinan harus dianggap HAP apapun penyebabnya
-          Harus dibawa ke rumah sakit yang memiliki sarana operasi dan tranfusi darah
-          Periksa dalam (VT) menyebabkan banyak perdarahan sehingga tidak boleh dilakukan diluar kamar operasi
-          Tampon vagina tidak berguna karena berbahaya
-          Pasang infus sebelum syok
-          Penyediaan darah segera

Penanganan
o   Solusio plasenta ringan
·         Pada kehamilan kurang dari 37 Minggu jika   perdarahan berhenti, nyeri abdomen berkurang, uterus tidak tegang, maka pasien boleh pulang. Tapi jika perdarahan bertambah lagi & tanda-tanda solusio plasenta berlebihan maka akhiri kehamilannya.
·         Pada kehamilan lebih dari 37 Minggu dengan mengakhiri kehamilan.
o   Solusio plasenta sedang dan berat
·         Sediakan /pasang tranfusi darah
·         Memecahkan ketuban dapat dilakukan persalinan pervaginam lebih 6 jam, setelah solusio plasenta maka harus dilakukan seksio sesarea.
·         Sediakan/beri infus oksitosin
·         Penanganan komplikasi

Prognosis
       Pada solusio plasenta prognosis tergantung luas plasenta yang lepas, banyaknya perdarahan, cepatnya penanganan yang ditunjukan oleh ibu.
Untuk solusio plasenta berat 100% kematian pada janin.
Untuk solusio plasenta ringan dan sedang tergantung pada luas plasenta yang lepas, usia kehamilan yang ditunjukan untuk janin.

Kelainan insersi tali pusat
Insersi tali pusat normal yaitu bagian tengah
Abnormal :
o   Insersi dipinggir
o   Insersi lapisan amnion/korion (pembungkus ketuban) yaitu insersi velamentosa
o   Pembuluh-pembuluh darah berjalan melalui pembukaan serviks uteri pada persalinan saat vasa previa.

HAP
Sesudah ketuban pecah harus dilakukan test antepartum
Terminasi kehamilan & dilakukan persalinan selekas mungkin.

c.       Insersio Velamentosa

Definisi

Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion menuju plasenta (Sarwono, Ilmu Kebidanan.2005).

Etiologi
Insersi velamentosa ini biasanya terjadi pada kehamilan ganda/ gemeli, karena pada kehamilan ganda sumber makanan yang ada pada plasenta akan menjadi rebutan oleh janin, sehingga dengan adanya rebutan tersebut akan mempengaruhi kepenanaman tali pusat/ insersi.

Patofisiologi
Pada insersio velamentosa tali pusat yang dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh darah tersebut berjalan di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa previa. Hal ini dapat berbahaya bagi janin karena bila ketuban pecah pada permulaan persalinan pembuluh darah dapat ikut robek sehingga terjadi perdarahan inpartum dan jika perdarahan banyak kehamilan harus segera di akhiri.

Tanda dan gejala

Tanda dan gejalanya belum diketahui secara pasti, perdarahan pada insersi velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk bsa juga menyebabkan bayi tersebut meninggal.

Satu-satunya cara mengetahui adanya insersi velamentosa ini sebelum terjadinya perdarahan adalah dengan cara USG.

Jadi sebaiknya pada ibu dengan kehamilan gemeli dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG, karena untuk mengantisipasi dengan segala kemungkinan penyulit yang ada, salah satunya insersio velamentosa ini






d.      Ruptura Sinus Marginalis
Defenisi
Ruptura sinus marginalis (solusio plasenta ringan) adalah terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu ataupun janinnya. Atau Sebagian kecil dari pinggiran ari-ari terlepas (ruptura sinus marginalis).
Gambaran Klinik

Terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitamandan sedikit sekali. Perut mungkin terasa agak sakit, atau terus menerusadak tegang. Walaupun demikian, bagian-bagian janin masih mudahteraba. Uterus yang agak tegang ini harus diawasi terus- menerus apakahakan menjadi lebih tegang lagi karena perdarahan yang berlangsungterus.Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan akan kemungkinansolusio plasenta ringan ialah perdarahan pervaginam yang berwarnakehitam-hitaman, yang berbeda dengan perdarahan pada plasenta previayang berwarna merah segar. Apabila dicurigai keadaan demikian,sebaiknya dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.

Penanganan

Perdarahan antepartum yang sedikit, dengan uterus yang tidak tegang, pertama kali harus ditangani sebagai kasus plasenta previa.Apabila kemudian ternyata kemungkinan plasenta previa dapatdisingkirkan, barulah ditangani sebagai solusio plasenta

Apabila kehamilan kurang dari 36 minggu, dan perdarahannyakemudian berhenti, perutnya tidak menjadi sakit, dan uterusnya tidak menjadi tegang, kiranya penderita dapat dirawat konservatif di rumahsakit dengan observasi ketat.Apabila perdarahannya berlangsung terus, dan gejala solusioplasenta itu bertambah jelas, atau dalam pemantauan ultrasonografik daerah solusio plasenta bertambah luas, maka pengakhiran kehamilantidak dapat dihindari lagi. Apabila janin hidup, dilakukan seksio sesarea; apabila janin mati ketuban segera dipecahkan disusul dengan pemberianinfus oksitosin untuk mempercepat persalinan

No comments:

Post a Comment