Kalsium
terdapat cukup banyak dalam tubuh manusia, sebanyak dua persen dari seluruh
massa tubuh yang hampir seluruhnya terkonsentrasi pada tulang dan gigi
(Kotzman,2007:25).
Pada
masa kehamilan, zat ini sangat dibutuhkan terutama kala memasuki trimester
kedua dan ketiga masa kehamilan. Pada trimester kedua itulah janin mulai tumbuh
dengan pesat dibandingkan masa sebelumnya. Bahkan kecepatan pertumbuhannya
diperkirakan mencapai 10 gram per hari (Nakita.2007).
Ibu
hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk untuk menunjang tulang dan gigi serta
persendian janin (Wahyuni, 2008). Selain itu, kalsium juga digunakan untuk
membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan
untuk mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Fungsi lainnya
adalah sangat penting untuk tulang dan gigi, perkembangan jantung, saraf, dan
otot. (Mulya,2011:11). Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan,
kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu (Sophia. 2009).
Metabolisme
kalsium selama hamil mengalami perubahan yang sangat berarti. Kadar kalsium
dalam darah ibu hamil turun drastis sebanyak 5 %. Oleh karena itu asupan yang
optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil
olahannya, udang, sarden dalam kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati,
seperti sayuran warna hijau tua dan lain-lain. (Sulistywati,2009:109).
Menurut
Arisman (2009:21) asupan kalsium yang dianjurkan kira-kira 1.200 mg/hari bagi
ibu hamil yang berusia diatas 25 tahun, dan cukup 800 mg untuk mereka yang
berusia lebih muda.
Gejala
awal kekurangan kalsium adalah lesu, banyak keringat, gelisah, sesak napas,
berkurang daya tahan tubuh, kurang nafsu makan, sembelit, berak-berak,
insomnia, kram (Wida.2007)
Dampak
kekurangan kalsium bagi ibu dan janin menurut (Praharyawan.2012) antara lain :
·
Tulang ibu mudah keropos, bila lebutuhan
akan kalsium selama hamil tidak dipenuhi dari luar, maka janin akan mengambil cadangan
kalsium ibu yang tersimpan dalam tulang. Akibatnya, rangka tulang ibu lebih
cepat menjadi rapuh karena saat itu terjadi demineralisasi tulang ibu. Nantinya
ibu akan mengalami keropos tulang lebih
dini.
·
Pertumbuhan tulang janin tidak sempurna,
kecuali kekurangan kalsiumnya sangat banyak, janin tidak akan merasakan
dampaknya secara langsung. Bila hal itu terjadi, biasanya akan timbul gangguan
elektrolit pada ibu yang secara tidak langsung juga berpengaruh pada janin.
Dampaknya pertumbuhan janin dapat terganggu.
·
Duduk dan merangkak terlambat, pada bayi yang sudah agak besar,
gejala kekurangan kalsium bisa berupa terlambatnya masa perkembangan kemampuan
duduk dan merangkak. Bahkan sebagian bayi ada pula yang mengalami penundaan
penutupan ubun-ubun (fontanel).
·
Rakitis, Penyakit
tulang (rakitis) pada bayi umumnya disebabkan kandungan kalsium pada ASI yang
diberikan pada bayi juga kurang. Bayi yang menderita rakitis biasanya mengalami
gejala awal berupa kejang otot (tetanus).
Kelebihan kalsium juga akan berdampak buruk pada
kesehatan ibu hamil. Menurut Arief (2008) terlalu banyak kalsium dapat
berbahaya bagi tubuh. Tubuh tidak dapat menyerap kalsium bila tidak memiliki
cukup magnesium dan fosfor. Magnesium dan fosfor mengubah bentuk kalsium
sehingga dapat diserap tubuh. Kalsium dan magnesium diedarkan oleh tubuh
melalui albumin dalam darah. Terlalu banyak kalsium akan membuat magnesium
terdesak dari albumin sehingga tidak tersalurkan lewat darah dan tubuh akan
kekurangan magnesium. Bila tidak cukup mendapat magnesium, ginjal tidak dapat
memproses kalsium sehingga dapat terjadi endapan batu ginjal.
No comments:
Post a Comment