Asam
folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya meningkat dua kali lipat
selama hamil. Asam folat sangat berperan dalam metabolisme normal makanan
menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan
pembentukan heme (Sulistyawati, 2009:109)
Fungsi
dari asam folat menurut Mulya (2011:10) antara lain sintesis material untuk
gen; metabolisme protein, kesehatan janin, tulang, rambut, sel darah merah,
saraf, dan pencernaan; sistem kekebalan tubuh.
Jenis
makanan yang banyak mengandung asam folat adalah ragi, hati, brokoli, sayur
berdaun hijau (bayam, asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering, kacang
kedelai). Sumber lain adalah ikan, daging, buah jeruk, dan telur (Sulistyawati,2009:109)
Preparat
suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28
hari pertama kehamilan karena otak dan sumsum tulang belakang dibentuk pada
minggu pertama kehamilan. Dengan demikian, pemberian suplementasi harus
dilaksanakan sebelum konsepsi terjadi. Besarnya suplementasi ialah 280, 660,
dan 470 g per hari,
masing-masing pada trimester I, II, dan III (Arisman,2009:19).
Dampak
kekurangan asam folat pada ibu akan menyebabkan ibu menderita anemia
megaloblastik dengan gejala diare, depresi, lelah berat, dan selalu mengantuk.
Jika kondisi ini terus berlanjut, dan tidak segera ditangani, maka pada janin
akan terjadi berat bayi lahir rendah (BBLR), ablasio plasenta, dan kelainan
bentuk tulang belakang janin (spina bifida) (Sulistyawati,2009:109). Sedangkan kelebihan asam folat tidak
menimbulkan efek samping karena zat ini larut dalam air (Wikia.2004)
No comments:
Post a Comment