my ubay

Sunday, July 7, 2013

Zat Besi

            Besi merupakan komponen hemoglobin yang sangat penting, senyawa pernafasan dalam sel-sel darah merah yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan dan organ tubuh (Yuliarti,2009:6).
             Menurut Almaitser (2009:250) besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia maupun hewan, yaitu sebanyak 3-5 mg di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai fungsi esensial di dalam tubuh : sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh.
            Zat besi juga berfungsi untuk kesehatan dan pertumbuhan tulang dan gigi. Contoh bahan makanan yang mengandung zat besi adalah daging ikan, ayam, sayuran, buah, roti gandum (Mulya,2011:11)      
            Menurut Yuliarti (2009:6) di dalam tubuh, sebagian besar zat besi ditemukan dalam 2 jenis protein, yakni hemoglobin yang kita kenal sebagai HB dalam darah dan mioglobin dalam otot. Sementara zat besi dalam makanan terbagi menjadi 2 jenis, yakni dalam bentuk heme yang hanya terdapat dalam produk hewan dan yang kedua adalah bentuk non-heme yang terdapat baik pada bahan nabati maupun hewani.
            Kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1.040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi di transfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin tercukupi hanya melalui diet. Karena itu, suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan bahkan kepada wanita yang berstatus gizi baik (Arisman,2009:16)
            Zat besi bagi ibu hamil penting untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil. Selain itu, jika asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup baik, maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembangnya, sekaligus menyimpannya dalam hati sebagai cadangan sampai usia 6 bulan setelah dilahirkan (Anakku.2012).
            Menurut Almaitser (2009:257), kekurangan besi pada umumnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kemampuan kerja, menurunnya kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka, di samping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun.
            Menurut Yuliarti (2009:5), kekurangan besi juga dapat menyebabkan anemia. Anemia merupakan gejala penyakit yang kompleks. Anemia mungkin disebabkan oleh penurunan produksi maupun peningkatan penghancuran sel darah merah. Penurunan produksi sel darah merah dapat dikarenakan bahan yang digunakan untuk memproduksi sel darah merah kurang akibat asupan zat-zat pembentuknya tidak mencukupi.
            Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil bila tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, dan keguguran (Anakku.2012).
            Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemi besi, khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui Puskesmas atau Posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamilmasih rendah, maka program ini tampak berjalan lambat (Notoatmodjo,2007:227). 
            Sedangkan kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh suplemen besi. Gejalanya adalah rasa enek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan (Almaitser, 2009:259).

            Pemberian suplementasi preparat Fe, pada sebagian wanita menyebabkan sembelit. Penyulit ini dapat diredakan dengan cara memperbanyak minum, menambah konsumsi makanan yang kaya akan serat seperti roti, serelia dan agar-agar (Arisman,2009:17).

No comments:

Post a Comment