KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
(lokasi terjadinya KET)
A.
Defenisi
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur
yang telah dibuahi tidak menempel pada dingding endometrium kavum uteri. Lebih
dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba fallopi). (9)
Kehamilan ektopik ialah kehamilan
dimana setelah masa fertilisasi, implantasi terjadi diluar endometrium kavum
uteri. Hampir 90% kehamilan terjadi di tuba uterine. Kehamilan ektopik dapat
mengalami abortus atau ruptur apabila massa kehamilan berkembang melebihi
kapasitas implantasi (misalnya: tuba) dan peristiwa ini di sebut sebagai
kehamilan ektopik terganggu.(3)
B.
Klasifikasi
Menurut titus klasifikasi pembagian
tempat terjadinya kehamilan ektopik adalah:
1.
Kehamilan tuba
·
Interstisial 2%
·
Isthmus 25%
·
Ampula 55%
·
Fimbrial 17%
2.
Kehamilan
ovarial 0,5%
3.
Kehamilan
abdominal 0,1%
·
Primer
·
Sekunder
4.
Kehamilan tubo
ovarial
5.
Kehamilan
intraligamenter
6.
Kehamilan
servikal
7.
Kehamilan
tanduk rahim rudimenter(7)
C.
Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik sudah
banyak disebutkan karna secara patofisiologi mudah dimengerti sesuai dengan
proses awal kehamilan sjak pembuahan sampai nidasi. Bila nidasi terjadi diluar
kavum uteri atau diluar endometrium, maka terjadilah kehamilan ektopik. Dengan
demikian, factor-faktor yang menyebabkan terjadinya hambatan dalam nidasi
embrio ke endometrium menjadi penyebab kehamilan ektopik ini. Factor-faktor
yang disebutkan adalah sebagai berikut:
·
Factor tuba
adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen tuba menyempit atau
buntu.
Factor
tuba yang lain ialah adanya kelainan endometriosis tuba atau divertikal saluran
tuba yang bersifat kongenital. Adanya tumor di sekitar saluran tuba, misalnya
mioma uteri atau mioma ovarium yang menyebabkan perubahan bentuk dan patensi
tuba, juga dapat menjadi etiologi kehamilan ektopik.
·
Factor
abnormalitas dari zigot
Apabila
tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran besar, maka zigot akan tersendat
dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian terhenti dan tumbuh di
salauran tuba.
·
Factor ovarium
Bila
ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang kontralateral, dapat
membutuhkan proses khusus atau waktu yang lebih panjang sehingga kemungkianan
terjadinaya kehamilan ektopik lebih besar.
·
Factor hormonal
Pada
akseptor pil KB yang hanya mengandung progesterone dapat mengakibatkan gerakan
tuba melambat. Apabila terjadi pembuahan dapat menyebabkan terjadinya kehamilan
ektopik.
·
Factor lain
Termasuk
disini antara lain pemakai IUD dimana proses peradangan yang dapat timbul pada
endometrium dan endosalping dapat menyebabkan terjadinya kehamilan ektopik.
Factor umur penderita yang sudah menua dan factor perokok juga sering
dihubungkan dengan kehamilan ektopik. (9)
D.
Patologi
Pada proses awal kehamilan apabila
embrio tidak dapat mencapai endometrium untuk proses nidasi, maka embrio dapat
tumbuh di saluran tuba dan kemudian akan mengalami beberapa proses seperti
kehamilan pada umumnya. Karna tuba bukan merupakan suatu media yang baikuntuk
pertumbuhan embrio atau mudigah.(9)
E.
Gambaran klinik
Apabila kehamilan ektopik mengalami
penyulit atau terjadi rupture pada tuba tempat lokasi nidasi kehamilan ini akan
memberikan gejala dan tanda yang khas yaitu timbulnya sakit perut mendadak yang
kemudian disusul dengan syok atau pingsan. Ini adalah pertanda khas terjadinya
kehamilan ektopik yang terganggu.
Walaupun demikian, gejala dan tanda
kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-beda dari perdarahan yang tiba-tiba
dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang tidak jelas, sehingga sukar
dibuat diagnosisnya. Gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik
terganggu, abortus atau rupture tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang
terjadi, dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
Nyeri merupakan keluhan utama pada
kehamilan ektopik terganggu. Pada rupture tuba nyeri perut bagian bawah terjadi
secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan
penderita pingsan dan masuk kedalam syok.
Perdarahan pervaginaan merupakan
tanda penting kedua pada kehamilan ektopik yang terganggu. Hal ini menunjukkan
kematian janin, dan berasal dari kavum uteri karna pelepasan desidua. Perdahan
dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Frekuensi
dikemukakan dari 51 hingga 93%. Perdarahan berarti gangguan pembentukan human
chorionic gonadotrophin. Jika plasenta mati, desidua dapat dikeluarkan
seluruhnya.
Pada kehamilan ektopik terganggu
ditemukan pada pemeriksaan vagianl bahwa usaha menggerakkan serviks uteri
menimbulkan rasa nyeri, yang disebut dengan nyeri goyang (+). Demikian pula
kavum douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan oleh karna terisi oleh darah.
Kehamilan ektopik sangat bervariasi,
dari yang klasik dengan tanda gejala perdarahan yang mendadak dalam rongga
perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala-gejala yang samar-samar,
sehingga sukar membuat diagnosis. (9)
F.
Penanganan
1.
Penderita yang
disangka KET harus dirawat inap dirumah sakit untuk penaggulangannya
2.
Bila wanita
dalam keadaan syok, perbaiki keadaan umumnya dengan pemberian yang cukup
(dekstrose 5%, glukosa 5%, garam fisiologis) dan transfuse darah
3.
Setlah diagnose
jelasn atau sangat disangka KET, dan keadaan umum baik atau lumayan, segera
lakukan laparatomi untuk menghilangkan sumber perdarahan: dicari, di klem, dan
dieksisi sebersih mungkin (salpingektomi), kemudian diikat sebaik-baiknya.
4.
Sisa-sisa darah
dikeluarkan dan bersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat.
5.
Berikan
antibiotika yang cukup dan obat anti inflamasi. (7)
referensi :
(3) (Prof. dr.
Abdul Bari Saifuddin, SpOG, MPH, buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal, Edisi 1,Cet 5, Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo, 2009.
(7)
(Prof. Dr.
Rustam Mochtar, MPH. Synopsis Obstetric: Obstetric Fisiologi obstetric
Patologi, jilid 1, Edisi 2, Jakarta: EGC, 1998.
(9) Prof. Dr. dr.
Sarwono prawihardjo, SpOG. Ilmu Kebidanan sarwono prawihardjo, Edisi 4,
Cet 3. Jakarta: PT Bina Pustaka sarwono prawihardjo, 2010.(9)
No comments:
Post a Comment