HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari karna keadaan umumnya menjadi buruk, karna terjadinya dehidrasi. (7)
B.
Etiologi
Sebab pasti belum diketahui.
Frekuensi kejadian adalah 2/100 kehamilan.
Factor-faktor predoposisi dikemukakan:
1.
Sering terjadi
pada primigravida, molahidatidosa, diabetes, dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HGC.
2.
Faktor organic,
karna masuknya vili koriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic.
3.
Factor
psikologik, keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan, dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan sebagainya.
4.
Factor endokrin
lainnya: hipertiroid, diabetes, dan lain-lain.(7)
C.
Gejala dan
tingkat
Batas mual muntah berapa banyak yang
disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bias
lebih dari 10 kali muntah; akan tetapi apabila keadaan umumnya ibu terpengaruh
dianggap hiperemesis.
1.
Tingkat I
Ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau
makan, berat badan menurun dan rasa nyeri di epigastrum; nadi sekitar 100
kali/menit, tekanan darah turun, torgor kulit kurang, lidah kering dan mata
cekung.
2.
Tingkat II
Sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih
parah; lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor; nadi
kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan
turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, ologuri dan konstipasi. Dapat
pula terjadi asetonuria, dan dari nafas keluar bau aseton.
3.
Tingkat III
Berat
Keadaan umum jelek, kesadran sangat menurun, somnolen sampai koma,
nadi kecil, hallus dan cepat; dehidrasi hebat dan suhu badan meningkat, tensi
turun sekali, ikterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada
sususnan saraf pusat (ensefalopati wernicke) dengan adanya : nistagmus,
diplopia, perubahan mental. (7)
D.
Patologi
Dari otopsi wanita yang meninggal
karna hiperemesis rgavidarum diperoleh keternagn bahwa terjadi kelainan pada
organ-organ tubuh sebagai berikut:
1.
Hepar: pada
tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentrilobuler tampa nekrosis
2.
Jantung:
jantung atrofi, kecil dari biasa. Kadang kala dijumpai perdarahan
sub-endokardial.
3.
Otak: terdapat
bercak perdarahan pada otak
4.
Ginjal: tampak
pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti.(7)
E.
Penanganan
1.
Pencegahan
dengan memberikan informasi dan edukasi tengtang kehamilan pada ibu-ibu dengan
maksud menghilangkan factor psikis rasa takut. Juga tengtang diet ibu hamil,
makan jangan sekaligus banyak; tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering.
Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual, dan
muntah. Defekasi hendaknya diusahakan
teratur.
2.
Terapi obat,
menggunakan saedati sedative (Luminal, Stesolid); vitamin (B1 dan B6); anti
muntah (Mediamer B6, Dramammin, Avopreg, Avomin, torecan); antasida anti mulas.
3.
Hiperemesis
gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap dirumah sakit.
·
Kadang- kadang
pada beberapa wanita, hanya tidur dirumah sakit saja, telah banyak mengurangi
mual muntahnya.
·
Isolasi. Jangan
terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh
masuk. Kadang kala hal ini saja, pengobatan khusus telah mengurangi mual dan
muntah.
·
Terapi
psikologik, berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba
hilangkan factor psikologis seperti keadaan social ekonomi, pekerjaan serta
lingkungan.
·
Penambahan
cairan. Berikan infuse dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2-3 liter dalam 24
jam.
·
Beriakan
obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.
·
Pada beberapa
kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita,
dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. (7)
referensi :
(Prof. Dr.
Rustam Mochtar, MPH. Synopsis Obstetric: Obstetric Fisiologi obstetric
Patologi, jilid 1, Edisi 2, Jakarta: EGC, 1998.
No comments:
Post a Comment